Aqidah Tergadaikan

Admin Januari 30, 2015 Add Comment

Pagi ini terdengar isak tangis yang kudengar dari seorang anak kecil. Namanya Ade Lestari, ia adalah seorang siswi kelas VII SMP. Sambil mengusap-usap air mata Ade berlari ke luar ruangan kelas.

Suasana luar ruangan yang panas tak memungkinkan bagiku untuk menyelesaikan permasalahan anak mungil ini. Segera kuajak dia bersama wali kelasnya ke ruang kerjaku.

Isak tangis Ade tak jua berhenti. Dua orang teman lelaki sekelasnya telah kelewatan memperlakukan Ade. Meski bukan soal kekerasan fisik, namun perilaku jahil temannya tlah mengusik batas kesabaran bocah ini.

Pelan-pelan Ade mulai bercerita, tentang temannya yang jahil dan akhirnya aku dapat mengambil benang merah, bahwa isak tangis Ade bukan isak tangis biasa.

Ade adalah anak ketiga dari tiga orang bersaudara. Ayah dan ibunya tlah lama pisah sejak dia belum sekolah. Ibunya setiap hari bekerja dari jam 4 sore di sebuah warung tenda ayam bakar, dan baru dapat kembali ke rumah jam 1 malam.

Ia juga membantu ibunya dengan ikut membantu merapikan alat dan membersihkan ruangan di sebuah klinik kesehatan. Kadang Ade tak bisa tidur lebih awal sebelum ibunya yang sedang menderita sakit jantung ini sampai di rumah.

Dari keluarga Ade adalah seorang muslimah. Namun, yang membuatku terkejut adalah saat ini biaya sekolah Ade dibiayai oleh agama tertentu yang memaksanya untuk berpindah aqidah, sungguh miris dan menyedihkan. Meski dalam batinnya ia masih memilih Islam dan dalam biodata masih tertulis Islam.

Ini sungguh sangat menampar hati kita sebagai seorang muslim. Apakah mesjid dengan organisasinya infaknya tak mampu menjangkau anak-anak seperti Ade? Dan aku mendengar di daerah Jakarta Utara banyak anak-anak seperti Ade yang lahir dari keluarga kurang mampu ditambah suasana keluarga yang tidak harmonis mengalami nasib seperti ini. Oh umat Muhammad...kemana sajakah kita selama ini??? :( :( :(

(Gambar: dedi5611.blogdetik.com)

Lokomotif Kehidupan

Admin Januari 29, 2015 Add Comment

Wahai Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Mu,
godaan syukur ini begitu dahsyat,
karna ia datang dari orang-orang dekatku...

Wahai Dzat yang nafasku ada dalam ikatan-Mu,
syukur adalah rahasia termegah,
yang Engkau berikan untuk menyadarkan diri yang "bodoh" ini,
untuk mengakui betapa kasih sayang yang Engkau anugrahkan,
berlipat-lipat Engkau dahulukan,
meski diri ini berlumur dosa...

Bagaikan kereta Sawunggalih utama,
syukur adalah lokomotifnya,
dan impian-impianku adalah gerbong-gerbongnya...

Karna "Kun Fayakun" yang Engkau titahkan,
maka kereta itu masih mampu mencengkeram kokoh pada rel lintasannya,
wujud nikmat keselamatan yang menjadi hadiah istimewa bagi hamba-Mu ini...

Alhamdulillahi rabbil 'alamin...

(Gambar: flickr.com)

Aku Dan Nafsuku

Admin Januari 15, 2015 Add Comment
(Gambar: shinta-zidan.blogspot.com)

Lirikan "matanya" begitu menggoda...
Kadang ia tersenyum dan memandangku,
dengan segenap perhatian,
seolah ingin membuktikan padaku,
bahwa dirinyalah yang paling setia....

Sejak sentuhan lembut pertama Ibunda,
ia tak pernah lelah,
mengikuti setiap langkah yang kutempuh,
menikmati segarnya udara pagi,
berganti pengap di siang hari,
dan berujung pekat di sepertiga malam yang pertama...

Ada saat dimana aku,
benar-benar terbuai dan "tunduk",
pada dekapan hangat dan lembutnya,
pada ciuman-ciuman yang menggetarkan,
namun seringkali kuacuhkan bisikan-bisikan merdu,
yang ingin memanjakan telingaku....

Olala....hari ini dia sangat istimewa,
berdandan bak bidadari,
yang tlah purna bersolek,
bertabur wewangian alam,
harum memikat...sungguh aku jadi terpesona!

Ia mengajak aku pergi,
menyusuri jalan setapak,
di sebuah hutan belantara,
dengan rumput hijau nan lebat disekelilingnya,
berlari-lari kecil,
sambil bersenandung penuh "cinta",
dan jujur kuakui...hari ini ia benar-benar romantis!

Dan kamipun berlari semakin cepat,
setengah memaksa ia menyeret tanganku dan berkata:
"Ayo...Sayang, jangan sampai terlambat!"
.....
Aku tak kuasa tuk menolak,
kami bergandengan tangan dan berlari lebih cepat,
melebihi kecepatan angin dan cahaya,
sampai tiba-tiba......
sebuah jurang nan curam lagi terjal,
tlah sejengkal di depan mata,
......
Aku tersentak dan berteriak "Oh Tidaaaaaaaaak !!!"

(Sungai Bambu, Kamis, 15 Januari 2015, 10:33 WIB)

Doaku Untuk Dia

Admin Januari 07, 2015 Add Comment

Laksana gelombang yang menaburkan ayunan angin,
tetesan embun di hati tak pernah surut,
memberikan sensasi rasa yang menerangi segenap ruang batinku...

Tuhan...hari ini aku bersyukur,
hari ini aku bermunajat,
kutitipkan harapan untuk dirinya...

Tuhan...mudahkanlah urusannya,
lapangkanlah hatinya, murahkanlah rizkinya,
sebagaimana Engkau menuntun semut-semut yang berbaris menjemput kasih-Mu menuju ke sinambung semesta,
serasi dengan pergerakan bintang-bintang...

Tuhan...kuingin dia selalu bahagia,
apapun jalah hidup yang menjadi pilihannya,
kuingin terus merasakan tatapan batinnya dengan kemilau yang tak pernah layu...

Tuhan...hamba tak pantas untuk memohon lebih dari ini,
hamba hanya ingin mendengar bahwa dia selalu bahagia,
apapun cara yang Engkau hidayahkan,
apapun hadiah yang akan Engkau anugrahkan kepadanya...

Tuhan...tlah kusembunyikan isyarat hati yang sesungguhnya,
agar tak menyinggung perasaan batinnya,
dan aku berlindung kepada Dzat Yang Maha Mengetahui dari khilaf dan kecerobohan diri....

Lelaki Di Persimpangan

Admin Januari 06, 2015 Add Comment

Lelaki di sebuah persimpangan,
tertunduk lesu dalam nafas yang terengah-engah,
hanyut pada lelah yang tak pernah terbayangkan sebelumnya...

Ia tak mau gegabah dengan langkah yang sangat hati-hati,
teringat pesan sang Bunda,
janganlah jatuh pada lubang yang sama...

Rasa yang berkecamuk adalah sahabat yang paling sering diajak bicara,
meskipun mimpi merengek-rengek,
berguling-guling karna merasa cemburu ingin segera dicumbu rayu...

Ia terus merenung...
Hati siapa yang tak bimbang?
Bila berjumpa dengan getirnya pilihan...
Akankah perjalanan ini harus tetap dilanjutkan,
atau di titik inilah ruang yang tepat,
tuk membangun istana jiwa???

Ia terus bercermin...
Memandangi dirinya yang pernah tersesat,
pada malam sepi,
tanpa seorangpun teman atau sahabat...

Jika memang kisah ini harus tetap berputar,
bersama deru haru sang roda waktu,
jalan mana yang harus ia tempuh?

Ia berharap, akan datang angin,
yang membawa peta kehidupan,
menuntun batin yang melemah,
meski terbungkus raga yang gagah...

Lelaki di sebuah persimpangan,
memutuskan tuk mengikat kedua buah mata fisiknya,
dengan selembar kain putih,
dan membiarkan nurani menuntunnya,
mendaulat suara hati sebagai "kekasih" sejatinya...

Lelaki di sebuah persimpangan....

Ikan Lele Tersayang

Admin Januari 05, 2015 Add Comment

Assalamu'alaikum Cinta...
Gemericik air pegunungan membasuh tubuhmu yang semampai,
menggoda setiap tarian indahmu dipagi yang penuh berkah ini,
dan ini adalah hari dimana langit dan bumi diciptakan dan dimusnahkan....

Kemarilah Sayang...
Aku sudah tak sabar ingin membelaimu dengan penuh kelembutan,
sejak pertemuan kita dulu,
aku slalu mengganggapmu sebagai sebuah keajaiban semesta...

Cepatlah tumbuh besar Sayang...
Karna kuingin engkau tahu,
bahwa mereka sangat mengagumi tubuh rampingmu yang padat dan berisi,
kau tawarkan pesona rasa yang tak mungkin dapat mereka tinggalkan...

Sssttt...dengarlah Sayang...
Di seberang desa sana,
dibumi para santri,
suara sholawat terdengar bersahut-sahutan,
sebuah irama merdu wujud kasih dan cinta kepada sosok insan yang sangat mulia,
sosok yang sangat peduli dengan eksistensi kemanusiaan,
sosok yang dengan air mata lembutnya,
mengajak manusia tuk kembali pada fitrah yang telah dititahkan Sang Maha Rahman...

Cepatlah besar Sayang...
Agar roda kehidupan terus berputar dalam harmoni dan keseimbangan...

Special Moment In The Busway

Admin Januari 04, 2015 Add Comment

Tuhan...Tuhan Yang Maha Esa,
tak ada kata yang pantas kuucapkan,
selain senandung syukur dan pujian,
menyambut pagi yang Engkau nobatkan sebagai awal dari seribu kebaikan,
yang senantiasa Engkau anugrahkan,
sebagai bentuk kasih sayang sejati dan abadi,
bagi seluruh insan...

Tuhan...Tuhan Yang Maha Memelihara,
Engkau tlah menjaga nafasku untuk tetap memujaMu,
saat angin pantura mendekap erat raga dan lamunanku...

Tuhan...Tuhan Yang Maha Memberi,
terima kasihku atas keajaiban yang Engkau berikan dalam beberapa hari yang lalu,
sebagai penguat keyakinanku,
bahwa "Kun Fayakun-Mu itu adalah nyata,
dan mempertebal ghirohku,
bahwa Engkau selalu ada...

Dan...karena nikmat-Mu,
di dalam Busway jurusan Kalideres-Pulogadung ini,
kurasakan tidur yang begitu nikmat,
15 menit yang bertahun-tahun aku tunggu,
sekejap namun berkesan...

Tuhan...Tuhan Yang Maha Menciptakan,
aku ingin bercerita tentang seorang manusia dari golongan hawa,
sosok yang begitu mempesona,
yang memiliki "energi" yang begitu besar,
sampai-sampai tanganku menjadi bergetar,
saat kucoba tuk menyentuh "energi" itu...

Tuhan...
Jujur kuakui, aku sangat "membutuhkan" dia...
Bukan raganya yang ingin kumiliki,
bukan pula kecantikan fisiknya yang ingin kugenggam...

Tuhan...
Jika "takdirnya" tak dapat berjabat tangan dengan "takdirku",
akankah ada "sosok" pengganti?
Ampuni aku, jika menurut-Mu ini adalah pertanyaan berdosa...
(Ihdinii Yaa Kafii....)

Sambel Tempe Kedelai Hitam

Admin Januari 04, 2015 Add Comment

Hemm...maknyuss tenan. Itu adalah kalimat yang sangat pas untuk menyatakan kelezatan makanan yang berbahan dasar tempe ini. Dan seperti yang sudah kita ketahui, tahu dan tempe merupakan makanan "keramat" bagi masyarakat Indonesia. Karena dua jenis makanan tersebut bisa dikategorikan makanan abadi bagi bangsa Indonesia, selalu ada disetiap zaman.

Nah...sambel tempe yang satu ini berbeda dengan sambel tempe pada umumnya. Yang membedakan sambel tempe ini adalah bahan dasarnya yang terbuat dari tempe kedelai hitam, kemudian sebagai sumber rasa pedas sambel tempe ini menggunakan lombok ijo yang diiris memanjang dan serong. Kalau Anda pernah mencicipi rempeyek kedelai hitam yang gurih dan menggigit rasanya, rasa yang ditawarkan sambel tempe kedelai hitam ini jauh lebih gurih dan legit. Apalagi jika kita adalah kategori manusia Indonesia pecinta pete, maka potongan pete yang dicampurkan pada sambel tempe ini akan menguatkan citarasa dan tentu saja memberikan kepuasan kuliner yang tiada bandingannya.

Oh ya...sambel tempe kedelai hitam yang saya maksudkan ini, hanya dapat kita jumpai di sebuah desa bernama Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. Sebuah desa yang terletak di kaki gunung Slamet sebelah barat, yang menawarkan potensi alam pegunungan yang sangat eksotis dan sejuk. Bahkan, dari desa ini kita bisa menyaksikan dengan jelas percikan lava pijar gunung Slamet ketika sedang meletus. Dan Alhamdulillah, meskipun beberapa kali sempat meletus, gunung Slamet InsyaAllah tak membahayakan penduduk yang bermukim di sekitar gunung ini.

Hemm...kembali ke sambel tempe kedelai hitam tadi. Saya sebagai wong Banyumas juga baru tahu makanan khas desa Dawuhan Kulon ini beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya saya sempat tak tertarik dengan makanan ini, tapi setelah beberapa kali mengkonsumsinya akhirnya saya mulai jatuh cinta pada makanan ini. Nah...jika Anda penasaran dengan makanan ini, Anda hanya dapat mencicipi masakan lezat ini dengan berkunjung langsung ke rumah penduduk yang tinggal di desa Dawuhan Kulon, karena bahan dasar masakan ini jarang sekali dijual di pasar.

Senandung Pagi

Admin Januari 03, 2015 Add Comment

Werrrrr Ketekkung...kung kung
Suara perkututmu tlah memanggil,
nyanyikan lagu lama yang pernah kudengar...

Ayah...kabut-kabut pagi mulai bercerita,
tentang kemesraan matahari dan gunung,
tentang senyuman embun pagi yang bergelayut manja,
bersandar di pangkuan daun-daun pohon mangga...

Ayah...rambutmu tak lagi hitam,
ragamu tak sekekar dulu,
namun kasih sayangmu tetap berkibar,
bersama nyanyian perkutut sepanjang hari...

Ayah...lembaran-lembaran hitam itu akan terbuang,
kan terganti dengan lembaran-lembaran suci,
yang mengabadikan semangat pantang menyerah,
meski keringat bercampur dengan air mata...

Ayah...gemuruh Slamet pernah mengikatkan,
akan datang suatu masa,
dimana apa yang pernah kita miliki,
tak akan berdaya dan tak bisa memberikan pertolongan,
pada hari dimana tangan dan kaki,
kan bersaksi atas kekhilafan yang sengaja kita lakukan...

Ayah...
Semoga Tuhan selalu melindungimu,
sebagaimana engkau menjagaku kala kakiku belum mampu,
bercumbu rayu dengan tanah,
batu kerikil dan gemericik air kali Klemon...

Komentar Pengunjung