Yah...
Pagi yang begitu sumringah,
kulihat ia tak lagi melamun,
dengan tatapan yang makin meredup,
seperti sebulan yang lalu....
Ia kini mulai berani bercanda, melarutkan segenap emosi positif,
merasakan nikmatnya cubitan teman sebaya,
menahan geli yang membidik tulang,
bersama lesung pipit tuk mencoba menggoda gusi-gusi lembut,
dan berujung pada cekikik tawa yang teramat renyah....
Keyakinannya mulai tumbuh subur,
laksana padi di sawah,
bergoyang gemulai mencumbu angin,
pelan namun pasti akan menguning,
dengan tubuh yang mulai padat berisi....
Bidadari kecil itu sesekali melirik manja,
seolah ingin membisikkan kalimat syukur,
karna merasakan kembali kasih sayang yang tlah bertahun-tahun menghilang,
setelah memahami perpisahan antara kedua orang tua kandungnya....
Dan kini ia pun mulai merasa nyaman,
tersenyum riang dengan binar mata yang tak lagi sama,
seperti kuli panggul yang sejenak melepas beban berat di pundaknya....
Sesekali kubelai lembut rambutnya,
atau kuusap bahu kanannya,
seraya membisikkan sebuah kalimat:
"Tersenyumlah sayang...lupakan kesedihanmu...."
.....
Sejak saat itu ia mulai bangga memanggilku sebagai "bapaknya"....
0 Komentar