Angin Berduri

Admin Februari 20, 2015

Engkau datang seperti angin yang berduri,
semilir wangimu sempat membuat ku terlena,
hembusan manjamu sejenak menutup gundahku,
pada mendung yang menahan gerimis tuk membasuh kerinduan,
yang bersembunyi dibalik lelucon hangat yang bersenandung,
temani kesunyian bersama secangkir kopi pelipur lara...

Tetapi sesaat kemudian,
semilir itu semakin menyayat-nyayat kesabaranku,
dan hembusan itu berubah menjadi panah-panah api yang membakar ketegaranku...

Sejenak kurasakan tulang-tulang yang lemas tak berdaya,
detak-detak yang tak beraturan,
nafas yang meronta-ronta,
bahkan bibirku pun seolah enggan tuk menari-nari...

Kucoba tuk melirik pada sang waktu,
agar mau merapatkan kesenjangan,
antara senja di pelupuk matamu dan subuh di tengah keningku,
namun apalah daya,
sedetikpun ia tak sudi menyapa apalagi tersenyum...

Ingin kubelai kemilau rambut indah itu,
ingin kukecup kening dan mendekapmu dalam kesahajaan,
namun ragamu kurasa terlalu jauh,
dan hanya dengan bersama angin berdurilah dapat kugenggam kerinduan ini....

(Gambar:frezizcadila.blogspot.com)
Previous
Next Post »

Komentar Pengunjung