(Gambar: imelda.coutrier.com)
Ini kisah si lelaki penjemur beha,
menyambut malam bersenandung riang,
mencoba memahami goresan warna disetiap helai kain,
mendengar setiap butir yang menetes tajam,
mengembalikan alam tuk mendaur ulang kehidupan....
Lelaki penjemur beha itupun sempat terkejut,
pada seraut wajah wanita dibalik pagar rumahnya,
seolah tak percaya,
pada setiap nada yang ia mainkan,
pada setiap melodi yang berbaris rapi,
menggelantung di seutas tali yang tak pernah lapuk diremas cuaca....
Ia pun teringat pada sebuah cerita,
dari seorang anak kyai,
terdengar gamblang di telinga,
tentang riwayat sang Nabi,
yang mencuci kain sorbannya sendiri,
tatkala sang bidadari tertidur lelap,
melepas lelah dalam suatu masa,
dimana hari tlah merampas tiap tetes peluh di punggungnya....
Lelaki itu sangat memahami,
sesungging senyum belahan jiwanya,
dan tak akan pernah rela,
jika janji suci yang pernah terucap,
akan ternoda oleh hukum,
yang mengkotak-kotakkan lelaki dan wanita,
dan memberi stigma negatif,
setiap episode romantis di istana mungilnya,
yang gaung dan gemanya,
akan dikenang sepanjang waktu....
[Sukapura, 17 Maret 2015, 10:27]
0 Komentar