Sahabatku Si Arief

Admin Oktober 11, 2014

Salam Sukses Selalu...
Satu tahun setelah lulus SMU aku mendaftarkan diri di sebuah lembaga kursus komputer yang berada di bagian utara kota Purwokerto. Inilah awal dari pertemuanku dengan dunia komputer atau telematika. Dunia yang tak pernah terbayangkan akan aku jalani. Dan pada waktu itu sistem operasi yang digunakan adalah Windows 95.

Mahasiswa jenjang diploma satu yang menimba ilmu disini berasal dari berbagai kota di Jawa Tengah, bahkan ada yang berasal dari kota Kebumen yang kalau menggunakan sepeda motor akan memakan waktu sekitar dua jam. Dengan keadaan seperti ini membuat aku mulai mengenal dunia luar dan mulai berinteraksi menjalin pertemanan serta berlanjut sampai saat ini. Diantara mereka ada yang menjadi sahabat sepanjang masa.

Salah seorang sahabat baikku bernama Arief. Dia berasal dari daerah Rabak, kota Purbalingga. Arief tinggal bersama neneknya sejak kecil, meski rumah kedua orang tua kandungnya hanya beberapa meter saja. Namun, rupanya Arief sangat "dieman" oleh neneknya.

Arief adalah tipe laki-laki yang jujur, pemberani, nggak neko-neko, dan rajin beribadah. Saat sedang menjalankan salat lima waktu, Arief tidak akan terganggu oleh hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Sungguh sebuah kekusyukan yang sulit tertandingi dan patut dijadikan contoh.

Saat akhir pekan aku sering menginap di rumah sahabatku ini bersama dengan seorang sahabat lainnya yang bernama Agus. Pemuda bujang asal Kutowinangun, Kebumen. Dan kami biasanya duduk di ruang tamu yang agak luas karena rumah mendiang nenek Arief ini bertipe klasik, tipe rumah kayu dan bambu masyarakat Jawa pada umumnya. Tanpa kipas angin ataupun AC, udara di ruangan tamu dan ruangan-ruangan lainnya terasa sangat sejuk dan nyaman.

Beberapa potong pisang goreng dan tiga gelas kopi menemani obrolan santai kami di sepanjang malam. Karena kami biasanya menginap saat malam minggu, begadang sepanjang malam adalah sebuah keasyikkan yang sangat menggembirakan. Kami bicara ngalor ngidul tanpa terikat topik tertentu. Kadang perempuan menjadi "Hot Topic" kami, kadang juga yang lain. Jika bosan dengan suasana hening biasanya Arief memutar lagu langgam Jawa atau lagu Koes Plus dengan volume suara lirih agar tak mengganggu istirahat nenek Arief.

Jika kami bosan di dalam rumah, Arief akan mengajak kami untuk menikmati minuman "Wedang Jahe Susu" dan gorengan mendoan yang merupakan makanan khas masyarakat eks Karasidenan Banyumas. Harga yang dipatok di warung ini terbilang cukup murah dibanding rasa Wedang Jaesu yang sangat legit, wangi, dan super maknyoss. Mendoan disini pun memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang gurih-gurih kenyel. Sebuah sensasi kuliner yang tak bisa aku lupakan sampai saat ini.

Suatu saat aku pernah diajak Arief untuk mengikuti acara pengajian dan dzikir bersama di sebuah pemakaman para wali, yang terletak beberapa kilometer dari tempat tinggal sahabatku Arief. Dan aku bersyukur karena dengan bergaul dengan Arief bisa menutupi bobot aktivitas ibadahku yang terkesan bolong-bolong atau semau hati.

Sahabat sejati akan selalu ada di hati. Kadang aku ingin sekali mengunjungi para sobatku saat libur musim lebaran. Namun, padatnya acara keluarga dan waktu libur yang hanya seminggu, membuatku tak bisa berkunjung. Yah...waktu memang berjalan menuju arah yang sama yakni masa depan. Tetapi aku merasa bahagia memiliki seorang sahabat seperti Arief ini. Semoga Tuhan mempermudah jalan hidup aku dan sahabat-sahabatku. Amin.

Previous
Next Post »

Komentar Pengunjung

Arsip Blog Dunia impian