Kisah Cinta Si Toto dan Si Tata

Admin Oktober 09, 2014

Salam Sukses Selalu...
Ini adalah sebuah kisah tentang Si Toto dan Si Tata. Dua insan manusia yang diciptakan Tuhan berbeda jika dilihat dari jenis kelaminnya. Si Toto adalah laki-laki yang tampan rupawan dan Si Tata adalah perempuan nan cantik bak bidadari turun dari metromini.

Toto dan Tata menjalani masa kecil bersama-sama di sebuah desa yang asri dan sejuk namun berbeda RW. Ayah Toto adalah seorang karyawan BUMN dan orang tua Tata adalah Guru yang mengajar di sekolah yang berbeda.

Toto mulai tertarik kepada Tata sejak kelas 2 SD. Namun mereka baru memahami perasaan yang muncul setelah naik ke kelas 6 SD. Saat itulah benih-benih kasih sayang mulai tumbuh hari demi hari. Sebuah keadaan yang pada saat itu sempat membuat bingung orang tua mereka, mengingat Toto dan Tata masih anak-anak.

Walau masih anak-anak, mereka ternyata sudah mampu membuat lembaran demi lembaran "Surat Cinta" yang kadang mereka buat dua sampai tiga hari sekali untuk mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Toto dan Tata malu untuk memberikan surat cinta secara langsung, maka mereka mempercayakan dua teman mereka sebagai kurir atau mak comblang dalam memberikan surat.

Suatu hari, petaka besar melanda hubungan asmara kanak-kanak mereka. Teman yang dipercaya menjadi kurir surat cinta tiba-tiba berkhianat dengan menyerahkan surat terakhir dari Toto kepada Guru yang mengajar di kelas 6. Alhasil, Toto dan Tata menjadi sangat malu ketika salah seorang Guru membacakan dengan sangat lantang surat cinta itu di depan kelas. Semenjak itu Toto dan Tata menjadi saling benci disebabkan hal yang tidak mereka pahami.

Beberapa tahun setelah kejadian itu, ada angin asmara yang mempertemukan kembali Toto dan Tata, tepatnya saat mereka berdua menjadi siswa SMA di sekolah yang berbeda. Toto sempat menengok Tata yang pada waktu itu baru saja sembuh dari sakit akibat kecelakaan motor.

Beberapa kali Toto berkunjung ke rumah Tata dan itu dilakukan pada waktu siang hari agar tidak mengganggu norma warga sekitar. Mereka berbagi kisah karena sudah lebih dari 3 tahun lamanya tak bertemu. Bahkan Tata sempat meminjam sebuah buku tentang remaja kepada Toto.

Mereka sebenarnya mempunyai banyak kesempatan untuk bertemu karena kebetulan sama-sama kuliah di sebuah universitas yang sama. Namun pergaulan mereka yang berbeda filosofi membuat hubungan keduanya sempat merenggang. Tata yang cenderung Islami berbanding jauh dengan Toto yang pada waktu itu menyukai dunia pergerakan mahasiswa.

Memang jodoh sudah ada yang mengatur, Toto dan Tata menemukan pelabuhan cintanya masing-masing. Jika saja bukan karena perbedaan pandangan orang tua mereka, mungkin Toto akan berani tuk melamar Tata.

Setelah menikah, Toto dan Tata sempat berkomunikasi lewat akun facebook. Komunikasi lewat telepon pun pernah dilakukan. Keduanya merasa senang sebenarnya, namun sayang keadaan sudah berbeda. Toto dan Tata tak mau mengkhianati jalinan suci yang kini sedang dijalani. Walau cinta mereka tak bisa bersatu dalam perkawinan yang sah, namun keduanya merasa bersyukur. Mereka menyadari bahwa cinta tak harus memiliki.
(Based on true story)

Previous
Next Post »

Komentar Pengunjung

Arsip Blog Dunia impian